Pages
11
Seperti sungguh rasa hatinya / Ia berkata dengan tangisnya
Aduh sunan emas tempawan / Janganlah tuan berkata demikian Jika diturutkan hati tuan / Apatah jadi beta sekian
Bagaimana gerang kekanda kedua / Memandang tuan utama jiwa Dijauhkan dewata kiraan jua / Jangan tuan beroleh kecewa
Baik juga tuan lipurkan / Bawa bermain tuan hiburkan Mari kita bermain ke pekan / Berahi itu jangan tuan turutkan
Tuan nan bagus muda perwira / Semena tuan menaruh lara Terlalu ramai konon pasara(1) / Orang bermain kita segera
Telah menengar kakak Renjaka / Di dalam hatinya benar juga Katanya sungguh bicaramu kakak / Kalau hilang hati yang duka
Marilah sungguh kita pergi kakak / Mendapatkan kakak Baik Santika Turun berjalan diiringkan Renjaka / Lalu ke rumah sira andika
Telah sampai ke rumah kekanda / Gagak Rajasa pun bersama ada Ditegur adiknya seraya bersabda / Marilah duduk ke sini adinda
12
Dari mana datang emas tempawan / Sehari ini tiada kelihatan Mengapakah pucat muka tuan / Seperti menaruh kepiluan
Jiwa yang manis pun duduk menyembah / Laku laksana bunga digubah Beta nan datang dari rumah / Hendak mengadap tuan apalah
Makan sirih seraya berkata / Suatu pun tiada gundah dicita Hilanglah ngilu kepala beta / Maka tiada mengadap Sang Nata
Berkata pula Baik Santika / Haruslah tuan tiada suka Pucat unas [?] kulihat muka / Memberi belas di hati kakak
Dipeluk saudaranya dengan kepiluan / Mengapa gerangan hatiku tuan Terlalu sekali belas dan kasihan / Melihat adikku yang demikian
Janganlah jauh hati adinda / Sungguhpun tiada ayah dan bonda Apakah kehendak di dalam dada / Tuan katakan kepada kekanda
Hatiku belas tiada terperi / Kerana belum tuan berumah sendiri Adakah mahu tuan beristeri / Biarlah kakak pinangkan beri
Disahut oleh Gagak Rajasa / Inilah beta silu rasa
13
Selagi belum beristeri Jaran Tamasa // Ia nan budak tiada tahu bahasa /
Jaran Tamasa pun berupa pilu // Menengar kata saudaranya rasanya silu / Hendak berkata ia nan malu // Tunduk mengeluh menyelesai ulu [?] /
Berfikirlah ia diri sendiri // Rasanya rawan tiada terperi / Jika sepuluh pun diberi isteri // Masakan [sama] dengan yang kuberahi /
Jika tiada boleh kehendak sendiri // Inginlah duduk seorang diri / Seumur hidup tiada beristeri // Biarlah mati di dalam berahi /
Rasa hatinya tiada berketahuan // Masyghulnya tampak di muka kelihatan / Dibawa bergurau dilayankan // Dalam hatinya sangat keberatan /
Olehnya sangat menaruh duka // Tiadalah bermain gurau jenaka / Duduklah berkata ia ketika // Tersenyum berkata Baik Santika /
Esok baginda berangkat ke hutan // Hendak mengadang perburuan / Adinda kedua marilah tuan // Kita mengiring pergi ke hutan /
Adinda Jaran Tamasa menyahut kata // Beta tak boleh mengiring Sang Nata / Kerana ngilu kepala beta // Tiada boleh berjalan serta /
14
Lamun hilang penyakit yang ada // Dapat sedikit gelak adinda /
Kemudianlah beta mendapat kekanda // Serta mengadap duli baginda / Baik Santika belas dan cita // Pada Gagak Rajasa ia berkata /
Dindalah gerangan pergi serta // Mengiringkan [tela(m)pakan]? duli Sang Nata / Gagak Rajasa pun maka tertawa // Sebab berkata manis se[m]bawa
Beta pun tak boleh mengiring jua // Karena sudah berjanji dua / Hendak berjudi ke pesara(1) // Bertaruh memberi anak dara /
Datang dari sana kelak manira // Beta mengadap Seri Betara / Baik Santika suka tertawa // Baik-baik adinda jangan kecewa /
Segera pergi adinda kedua // Seri Betara menanti adinda jua / Telah hari hampirkan petang // Keduanya menyembah bermohon pulang /
Serta datang Jaran Tamasa // Berbaring dengan letih dan lesa / Menahan berahi tiadalah kuasa // Sepertikan matilah kepada rasa /
Telah malam sudahlah hari // Tiadalah kelihatan dirinya [pegari(2)]?
15
Segala pohon kayu berbanjari / Berselang pohon naga sari
Bintang pun banyak bertaburan / Seperti bunga melur pada rambut perempuan/ Seperti rambut orang yang diberahikan / Kepada rasa orang yang rawan/
Awan seperti tirai yang putih / Ditiup angin habis menyisih/ Cerai berai terlalu persih(1) / Tampaklah bulan seperti kekasih/
Baharu terbit daripada awan / Cahayanya persih kilau-kilauan/ Telah tampak sudahlah bulan / Seperti yang diberahinya dengan perhiasan/
Bersinar cahayanya gemerlapan / Pada segala pohon [ka? tampal? tan?]/ Kena embun kilau-kilauan / Makanya bertambah rasanya rawan/
Seperti canggai orang baik paras / Memakai kampuh jangka pengaras(2)/ Seperti bunga disunting mengaras / Angin bertiup terlalu keras /
Seperti bunga kembang sejambak / Baunya harum seperti [makhalambak?]/ Bercampur dengan mayang wangi pulak / Luruh berkapar di tanah berlambak/
Berbaulah bunga semendarasa kembang / Bunga cempaka diserang kumbang/ Merdu manis tiada tertumbang / Seperti membujuk paras gemilang/
bunyi berdengung.../